Loji, The Old Building In Jogja
Jenis-jenis Kayu Furniture
Jenis-jenis Material Furniture
DUNIA JURNALISTIK
Karena aku tertarik sama segala hal tentang jurnalistik, berikut aku kasih segelintir informasi dalam dunia jurnalistik yang oke banget. Monggo, selamat membaca!
Dalam melaksanakan fungsi, hak, kewajiban dan peranannya, pers menghormati hak asasi setiap orang, karena itu pers dituntut profesional dan terbuka untuk dikontrol oleh masyarakat.
Untuk menjamin kemerdekaan pers dan memenuhi hak publik untuk memperoleh informasi yang benar, wartawan Indonesia memerlukan landasan moral dan etika profesi sebagai pedoman operasional dalam menjaga kepercayaan publik dan menegakkan integritas serta profesionalisme. Atas dasar itu, wartawan Indonesia menetapkan dan menaati Kode Etik Jurnalistik:
Pasal 1
Wartawan Indonesia bersikap independen, menghasilkan berita yang akurat, berimbang, dan tidak beritikad buruk.
Penafsiran
a. Independen berarti memberitakan peristiwa atau fakta sesuai dengan suara hati nurani tanpa campur tangan, paksaan, dan intervensi dari pihak lain termasuk pemilik perusahaan pers.
b. Akurat berarti dipercaya benar sesuai keadaan objektif ketika peristiwa terjadi.
c. Berimbang berarti semua pihak mendapat kesempatan setara.
d. Tidak beritikad buruk berarti tidak ada niat secara sengaja dan semata-mata untuk menimbulkan kerugian pihak lain.
Pasal 2
Wartawan Indonesia menempuh cara-cara yang profesional dalam melaksanakan tugas jurnalistik.
Penafsiran
Cara-cara yang profesional adalah:
a. menunjukkan identitas diri kepada narasumber;
b. menghormati hak privasi;
c. tidak menyuap;
d. menghasilkan berita yang faktual dan jelas sumbernya;
e. rekayasa pengambilan dan pemuatan atau penyiaran gambar, foto, suara dilengkapi dengan keterangan tentang sumber dan ditampilkan secara berimbang;
f. menghormati pengalaman traumatik narasumber dalam penyajian gambar, foto, suara;
g. tidak melakukan plagiat, termasuk menyatakan hasil liputan wartawan lain sebagai karya sendiri;
h. penggunaan cara-cara tertentu dapat dipertimbangkan untuk peliputan berita investigasi bagi kepentingan publik.
Pasal 3
Wartawan Indonesia selalu menguji informasi, memberitakan secara berimbang, tidak mencampurkan fakta dan opini yang menghakimi, serta menerapkan asas praduga tak bersalah.
Penafsiran
a. Menguji informasi berarti melakukan check and recheck tentang kebenaran informasi itu.
b. Berimbang adalah memberikan ruang atau waktu pemberitaan kepada masing-masing pihak secara proporsional.
c. Opini yang menghakimi adalah pendapat pribadi wartawan. Hal ini berbeda dengan opini interpretatif, yaitu pendapat yang berupa interpretasi wartawan atas fakta.
d. Asas praduga tak bersalah adalah prinsip tidak menghakimi seseorang.
Pasal 4
Wartawan Indonesia tidak membuat berita bohong, fitnah, sadis, dan cabul.
Penafsiran
a. Bohong berarti sesuatu yang sudah diketahui sebelumnya oleh wartawan sebagai hal yang tidak sesuai dengan fakta yang terjadi.
b. Fitnah berarti tuduhan tanpa dasar yang dilakukan secara sengaja dengan niat buruk.
c. Sadis berarti kejam dan tidak mengenal belas kasihan.
d. Cabul berarti penggambaran tingkah laku secara erotis dengan foto, gambar, suara, grafis atau tulisan yang semata-mata untuk membangkitkan nafsu birahi.
e. Dalam penyiaran gambar dan suara dari arsip, wartawan mencantumkan waktu pengambilan gambar dan suara.
Pasal 5
Wartawan Indonesia tidak menyebutkan dan menyiarkan identitas korban kejahatan susila dan tidak menyebutkan identitas anak yang menjadi pelaku kejahatan.
Penafsiran
a. Identitas adalah semua data dan informasi yang menyangkut diri seseorang yang memudahkan orang lain untuk melacak.
b. Anak adalah seorang yang berusia kurang dari 16 tahun dan belum menikah.
Pasal 6
Wartawan Indonesia tidak menyalahgunakan profesi dan tidak menerima suap.
Penafsiran
a. Menyalahgunakan profesi adalah segala tindakan yang mengambil keuntungan pribadi atas informasi yang diperoleh saat bertugas sebelum informasi tersebut menjadi pengetahuan umum.
b. Suap adalah segala pemberian dalam bentuk uang, benda atau fasilitas dari pihak lain yang mempengaruhi independensi.
Pasal 7
Wartawan Indonesia memiliki hak tolak untuk melindungi narasumber yang tidak bersedia diketahui identitas maupun keberadaannya, menghargai ketentuan embargo, informasi latar belakang, dan “off the record” sesuai dengan kesepakatan.
Penafsiran
a. Hak tolak adalak hak untuk tidak mengungkapkan identitas dan keberadaan narasumber demi keamanan narasumber dan keluarganya.
b. Embargo adalah penundaan pemuatan atau penyiaran berita sesuai dengan permintaan narasumber.
c. Informasi latar belakang adalah segala informasi atau data dari narasumber yang disiarkan atau diberitakan tanpa menyebutkan narasumbernya.
d. “Off the record” adalah segala informasi atau data dari narasumber yang tidak boleh disiarkan atau diberitakan.
Pasal 8
Wartawan Indonesia tidak menulis atau menyiarkan berita berdasarkan prasangka atau diskriminasi terhadap seseorang atas dasar perbedaan suku, ras, warna kulit, agama, jenis kelamin, dan bahasa serta tidak merendahkan martabat orang lemah, miskin, sakit, cacat jiwa atau cacat jasmani.
Penafsiran
a. Prasangka adalah anggapan yang kurang baik mengenai sesuatu sebelum mengetahui secara jelas.
b. Diskriminasi adalah pembedaan perlakuan.
Pasal 9
Wartawan Indonesia menghormati hak narasumber tentang kehidupan pribadinya, kecuali untuk kepentingan publik.
Penafsiran
a. Menghormati hak narasumber adalah sikap menahan diri dan berhati-hati.
b. Kehidupan pribadi adalah segala segi kehidupan seseorang dan keluarganya selain yang terkait dengan kepentingan publik.
Pasal 10
Wartawan Indonesia segera mencabut, meralat, dan memperbaiki berita yang keliru dan tidak akurat disertai dengan permintaan maaf kepada pembaca, pendengar, dan atau pemirsa.
Penafsiran
a. Segera berarti tindakan dalam waktu secepat mungkin, baik karena ada maupun tidak ada teguran dari pihak luar.
b. Permintaan maaf disampaikan apabila kesalahan terkait dengan substansi pokok.
Pasal 11
Wartawan Indonesia melayani hak jawab dan hak koreksi secara proporsional.
Penafsiran
a. Hak jawab adalah hak seseorang atau sekelompok orang untuk memberikan tanggapan atau sanggahan terhadap pemberitaan berupa fakta yang merugikan nama baiknya.
b. Hak koreksi adalah hak setiap orang untuk membetulkan kekeliruan informasi yang diberitakan oleh pers, baik tentang dirinya maupun tentang orang lain.
c. Proporsional berarti setara dengan bagian berita yang perlu diperbaiki.
Perempuan Berhati Dingin
Noodle Is The Best
Nggak tahu kenapa, dari zaman baheula sampai mataku masih melek sekarang ini, mie instan selalu jadi the number one yang paling aku tunggu-tunggu tiap kali weekend datang. Malang ya, waktu kecil aku cuma dibolehin makan mie dalam sekali seminggu. Biarpun udah gede kayak gini bisa ngeyel, tapi tetep aja mggak boleh keseringan. Bersyukur juga sih, sekarang-sekarang ini frekuensinya jadi meningkat. Tapi ternyata kesibukan sekolah mengalahkan segalanya. Boro-boro makan mie instan, makan siang aja kadang telat mulu! Untungnya ibuku tercinta nggak pernah ngebiarin anak-anaknya melewatkan makan pagi. Jadi walaupun aku jajan sembarangan di sekolah, kalau perut sudah diganjal sarapan dari rumah, superwoman itu pasti nggak khawatir lagi.
Balik ke mie instan, ada sejarahnya lho aku bisa jatuh cinta sama tali-tali panjang itu! Jadi waktu ibuku hamil diriku dulu, beliau males banget kalo disuruh makan. Sampai akhirnya beliau memilih bangsa mie-mie-an untuk dijadikan sebagai pengganti nasi. Alhasil, aku nggak pernah nolak kalo ditawarin segala jenis mie. Tapi seperti yang kubilang tadi, mie instan tetep jadi nomor wahid! Biarpun banyak yang bilang kalo itu nggak sehat, tapi aku selalu punya beribu-ribu alasan untuk menyangkalnya. Padahal ujung-ujungnya juga aku bakal bilang, “Mie itu enak, taoo!!”
Am I 17?
Menyenangkan rasanya dapat banyak ucapan dari teman-teman, keluarga, bahkan mereka yang hanya mengenalku lewat facebook. Tertanggal 10 Februari 2010. Tulisan ini kugoreskan pada waktu itu, waktu usiaku beranjak menuju 17 tahun. Niatnya sih, mau aku tulis malamnya. Tapi aku justru beralih ke game di komputer, yang—kuakui, bikin nilai ulanganku hari ini anjlog abis!
Ada niatan lain juga, yaitu membeli sebuah buku yang unik, untuk selanjutnya kujadikan sebagai catatan perjalananku semenjak usia ini.
Kenapa catatan perjalanan? Biasanya seorang remaja cewek lagi ayik-asyiknya nulis diary, mengingat begitu fantastiknya masa-masa muda yang tengah dilaluinya. Aku juga begitu, dulu, tapi karena judulnya diary, maka ada suatu aturan untuk mengisinya setiap hari. Sedangkan aku belum tentu bisa meluangkan waktu untuk itu pada hari-hari tertentu. Jadi kupikir, lebih baik membuat konsep catatan perjalanan yang bisa kutulisi kapan saja.
Ternyata nggak semua rencana kesampaian. Aku kini punya blog dan pasti akan sibuk menulisinya. Dan rencana mempunyai catatan perjalanan itu, sepertinya harus kupendam dulu. Mungkin baru akan terlaksana di masa tuaku nanti, di mana saat itu aku akan membuka lagi memoriku ketika aku masih bersusah-payah memahami arti kehidupan. Who knows?
Tertanggal 10 Februari 2010, akan berakhir sewaktu aku terbangun esok hari, jadi mari kita selesaikan tulisan ini. Kita??? Haha!
Aku sungguh senang menikmati hari ini. Meski di sekolah tadi sikapku biasa-biasa saja. Mendadak memang seperti artis, banyak yang ingin bersalaman denganku, ditambah lagi banyak doa yang menyambut, layaknya orang yang sedang berulang-tahun. Dan memang aku sedang berulang-tahun kaleee!
Di facebook, bukan main! Aku ngerasa nggak enak sendiri karena selama ini kalau aku tanpa sengaja membaca pemberitahuan ulang tahun, aku jarang memberi ucapan pada yang berbahagia. Tahu-tahu, nggak sedikit dari teman-temanku di situs jejaring sosial itu yang menanggapi ulang tahunku. Thank you so much!
Tetapi kurenungkan lagi. Tentu saja tentang diriku yang jadi tokoh utama dalam kehidupanku. Apakah aku benar-benar telah memasuki tahun ke-17 sejak kelahiranku? Punya tampang kayak anak kecil yang pipinya sering dicubit dan ubun-ubun yang sering dielus banyak orang, nggak terlalu kupermasalahkan. Tapi sikapku sendiri?
Mungkin mereka juga beranggapan kalau sikapku selama ini nggak jauh beda sama yang tampak dari diriku dan tingkah lakuku sendiri kadang memang konyol. Tapi jauh dalam benakku, aku sungguh mengalami kerumitan beberapa kali lipat dari saat aku masih duduk di bangku SD maupun SMP. It’s complicated to understand and to tell you all the things in my mind!
Aku pernah frustasi, ingin mati, ingin abadi, ingin hidup seorang diri (terlepas dari teori apapun), ingin Tuhan bicara, dan kekompleksan lain. Semua yang kualami dalam lingkungan keluarga, pertemanan, tentang watakku, kadang aku ingin membuangnya dan berharap terlahir sebagai seorang yang baru…
Tapi sedikit-banyak aku berusaha bangkit dan lebih giat belajar, sebab mottoku sendiri ‘Belajarlah dari hidup dan hiduplah untuk belajar dan belajar!’
Sekarang aku mencoba mempelajari banyak hal, termasuk bagaimana caranya menjadi lebih dewasa layaknya remaja 17 tahun.
Leave On A Jet Plane
All my bags are packed down
I’m ready to go
I’m standing here outside your door
I hate to wake you up to say good bye
But the dawn is breaking
It’s early morn
The taxi is waiting
He’s blowing his horn
Already I’m so lonesome I could die
So kiss me and smile for me
Tell me that you’ll wait for me
Hold me like you’ll never let me go
Cause I’m leaving on a jet plane
I don’t know when I’ll be back again
Oh Babe, I hate to go
There’s so many times I’ve let you down
So many times I’ve played aroumd
I tell you now they don’t mean a thing
Every place I go I think of you
Every song I sing I sing for you
When I came back I’ll wear your wedding ring
And now the time has come to leave you
One more time oh let me kiss you
Then close your eyes and I’ll be on my way
Dream about the days to come
When I won’t have to leave alone
About the times when I won’t have to say…
I’m leaving on a jet plane
Don’t know when I’ll be back again
Oh Babe, I hate to go
I’m leaving on a jet plane
Leaving on a jet plane 9x
Jogja Mural Art
That’s right! Mural memang satu kata yang pas untuk itu. Kalian pasti sudah sering dengar ‘kan? Mural adalah cara menggambar atau melukis di atas media dinding, tembok atau permukaan luas yang bersifat permanen lainnya.
Sekarang kita cari tahu lokasi-lokasi mana aja yang banyak dijumpai adanya seni corat-coret tersebut. Pastinya di lingkup kota pelajar, cause aku hidup di sana.
Galeria Junction
Jantung kota Jogja ini menghubungkan daerah teramai mulai dari Jalan Sudirman dengan bangunan RS Bethesda yang tua, Jalan Sagan yang ramai, Jalan Solo yang menjadi surga belanja, dan wilayah lempuyangan yang terkenal dengan stasiun tertua di Jogja.
Di timur laut perempatan ini, dulunya merupakan tempat perjudian. Bisa dibilang, Las Vegas di kota Jogja yang kecil. Beda lagi sama bagian barat tempat judi tersebut, yang dulu berdiri sebuah warung kecil yang menjual aneka jajanan. Konon warung inilah yang menjadi saksi kekalahan para penjudi karena mereka yang kalah bertaruh sering berkeluh kesah, meratapi ‘kesialan’ yang menimpa mereka, sambil memandang kemewahan di seberang sana: Galeria Mall.
Maka digagaslah sebuah tema ‘Membeli Mimpi’ oleh Farhanski dan komunitas seni Apotek Komik untuk mural yang mengambil objek di dinding barat tempat perjudian tersebut. Karya itu ternyata bertujuan menyentil hati para penjudi agar tidak selalu menggantungkan harapan mereka pada keberuntungan di meja judi. Pesan-pesan penuh makna tersebut dihadirkan dalam tulisan besar berbunyi Urip Waton Ngelinding, Nggelindinge wong ndhuwur iso mabur, nggelindinge wong ngisor mundak ndlosor, dan Rejeki niku Gusti allah sing ngatur, ora usah ngoyo lan nggresulo. Ada juga gambar-gambar yang menjelaskan maksud mural, seperti gambar tokoh-tokoh dalam kartu yang sering dipergunakan untuk judi.
Tidak eksklusif sebagai karya agung senimannya semata, tapi juga merupakan karya warga sekitar. Sebab apa yang digambarkan tetap didiskusikan dan dibuat dengan campur tangan warga sekitar, bahkan sempat 3 kali diganti dalam tempo pembuatannya.
Lempuyangan Flyover
Dibangun di timur Stasiun Lempuyangan yang tak lain adalah stasiun tertua di Jogja, Jembatan Layang Lempuyangan sejak 7 tahun terakhir rupanya menjadi sarana membangun imajinasi. Kolong jembatan ini mampu menjadi ruang publik alternatif di tengah minimnya taman bermain atau areal lapang di Jogja.
Banyak aktifitas menarik di kolong itu dipotret oleh komunitas seni Apotek Komik, kemudian menginspirasi pembuatan karya mural pada tahun 2002. Kita biasa menikmatinya saat melirik sisi-sisi dinding jembatan dan juga tiang beton yang menjulang dekat palang kereta api.
Selain untuk semakin meramaikan suasana areal bawah jembatan layang, pembuatan mural-mural ini juga sekaligus memperkenalkan karya seni yang harapannya bisa diapresiasi warga kota Jogja dan merawat sudut-sudut kota yang luput dari perhatian.
Pernah lihat ‘kan? Kalau belum, coba deh luangkan waktu jalan-jalan ke sana! Dijamin mengundang decak kagum! Masih banyak sih, titik-titik di Jogja yang memamerkan seni mural, tapi 2 spot di atas tadi semoga bisa menginspirasi kalian!
Referensi: www.yogyes.com
Tipe-tipe Pendengar
Komunikasi merupakan salah satu hal yang penting dalam pergaulan kita sehari-hari. Komunikasi akan efektif jika informasi yang disampaikan telah diserap dan dipahami oleh pendengar yang ditargetkan. Nah, kali ini kita akan coba bahas tipe-tipe pendengar dan hubungannya dengan penyampaian informasi. So, check it out!
● Apresiator
Memperhatikan semua informasi dan berpikir mengenai butir yang dapat ditambahkan. Tipe ini sangat menikmati suasana interaktif, dan mungkin akan melewatkan hal penting jika mereka tidak benar-benar terlibat.
● Pemberi Empati
Mendengarkan semua hal dan mencoba mengenali situasi yang pernah dialaminya, yang mendukung hal yang dikemukakan oleh si pembicara. Tipe ini kadang tidak memahami isi komunikasi jika terlalu memperhatikan aspek lain dari komunikasi.
● Comprehender
Mengorganisasikan dan memahami pesan yang disampaikan dengan akal sehat. Suka menghubungkan antar pengalaman, serta berusaha menemukan dan memahami hubungan antar ide. Namun sering tidak menangkap semua pesan yang tidak diucapkan atau tersembunyi.
● Discerner
Menyerap semua informasi yang disampaikan. Ingin memperoleh informasi yang lengkap dan akurat, menetapkan pesan utama, dan memilah-milah apa yang dianggapnya rincian penting. Setiap potong informasi diserap dengan saksama, ditimbang, dan diukur keakuratannya, keabsahan, dan isinya. Tipe ini akan kehilangan beberapa informasi penting jika semua informasi diproses.
● Evaluator
Ingin mengetahui seberapa besar kecocokan informasi yang diberikan dengan gambaran kegiatan secara keseluruhan. Sering meragukan motif pembicara dan akan menerima atau menolak pesan berdasarkan keyakinan pribadi. Akan membuat keputusan berdasarkan informasi yang disediakan.
Kamu termasuk tipe yang mana, nih? Well, apapun itu, semoga bisa membangun dan mengoreksi pribadi kamu dalam bergaul!